Mistis dan Mitos di Benteng Portugis Jepara

tajukmuria.com, Jepara – Membicarakan sejarah sebenarnya sama seperti membicarakan luka. Hampir semua bermuatan dengan peperangan. Seperti para penjajah yang sempat menorehkan nama mereka di bumi Indonesia. Mungkin yang selama ini terkenal hanyalah Belanda. Namun perlu dicatat, bangsa portugis juga pernah berusaha merampok kekayaan tanah Jawa.

Salah satunya dengan mendirikan benteng dan gudang persenjataan di Jepara. Benteng ini dalam perjalannya telah menjadi saksi kekejaman bangsa penjajah hingga kemudian bangsa-bangsa lain seperti Belanda dan Jepang masuk ke Nusantara.

Bacaan Lainnya

Sesuai dengan bangsa yang membangunnya, benteng ini terkenal dengan nama benteng portugis. Berdirinya benteng ini masih simpang siur tepatnya, namun diperkirakan tahun 1600an.

Mengingat, bangsa ini ada saat kerajaan Demak dan kota Batavia (Jayakarta). Benteng yang mengarah langsung ke laut Jepara ini digunakan untuk menanggulangi serangan kerajaan lokal. Tentunya, mengawasi pergerakan Inggris dan Belanda dalam urusan perdagangan rempah-rempah dan juga kekuasaan.

Jepara masa itu menjadi pionir perdagangan melalui jalur laut karna pengaruh kerajaan Demak. Akan tetapi pasca pemindahan kerajaan Demak ke Pajang, jalur laut itu akhirnya ditinggalkan.

Baca juga !  Ops Sikat Candi 2019, Polres Jepara Ungkap 8 Kasus

Lokasi tepatnya, benteng ini berada desa Banyumanis kecamatan Donorojo atau di perbatasan antara Jepara dan Pati Utara. Dari kota Jepara, Benteng in berjarak 45 km sebelah timur laut. Tidak berbeda jauh dengan benteng gaya Eropa lainnya, benten ini tersusun setinggi 4 meter dengan bahan dasar dari karang dan bebatuan laut. Pada puncak benteng, terdapat rumah kecil yang dibangun untuk perajurit berteduh dan mengawasi pergerakan di area laut.

Bangsa Portugis yang tewas tanpa diketahui sebabnya

Dibalik megahnya benteng tersebut. Ternyata ada balutan mistis dan sejarah di baliknya. Menurut Pak Subekti, perajurit portugis tidak menetap lama disana. Hanya beberapa tahun. Pasalnya, para perajurit banyak yang gelimpangan meninggal bergelimpangan tanpa suatu aral. Kengerian itu segera ditanggapi mereka sebagai suatu kutukan dan mereka pun angkat kaki dengan membiarkan benteng tersebut begitu saja.

senjata-benteng-portugis

Namun lambat laun misteri itu terbuka dengan menghubungkan pusaran air laut. Pusaran laut ini berada diantara benteng portugis dan pulau kecil yang berada di depannya, Pulau Mondoliko (baca: Mandalika). Pusaran tersebut dipercayai sebagai salah satu gerbang ghaib ke keraton Luweng Siluman. Kerajaan ghaib itu dirajai oleh seorang Bajul Putih. Sang Raja Siluman itu tidak menghendaki kedatangan kaum Portugis yang sering membuat kerusakan. Alhasil, Raja Bajul Putih mengutus para perajuritnya untuk menebarkan penyakit pada bangsa kulit putih itu dan menyedot mereka pada pusaran laut. Jika mereka berani mendekati bibir pantai. Hal ini juga diperkuat dengan mitos Bajul yang lekat di kehidupan warga Jepara. Bajul adalah makhluk ghaib yang hidup di air dan biasanya dicitrakan seperti buaya berwarna putih. Mereka akan mengambil manusia untuk diseret menjadi abdinya.

Baca juga !  Polwan Polres Jepara Turut Sumbang Perak Pada Sea Games 2019 Filipina

Mitos dan kepercayaan tentang Hubungan yang tidak langgeng

Selain mitos gerbang siluman yang merupakan hal mistis dan sejarah kelam benteng ini, benteng ini juga menyimpan misteri peretas hubungan pasangan kekasih. Bagi muda-mudi yang belum diikat oleh tali pernikahan, hubungan mereka akan putus dalam kurun waktu 2 bulan. Entah darimana awal mitos ini muncul. Warga setempat menjelaskan bahwa mitos ini berhubungan dengan makhluk astral yang ada di Benteng Portugis.

Terlepas dari mitos yang menaungi benteng bersejarah ini, benteng portugis tetap menjadi salah satu peninggalan bangsa Indonesia yang penting. Mengingat, kalahnya bangsa portugis dari belanda di Jepara telah membuka gerbang penjajahan. Belanda semakin merangsek ke arah Demak dan Semarang. Mereka pun berhasil menghimpun kekuatan untuk menundukkan kerajaan lokal di masa itu. Maka, pemerintah daerah menjadikannya salah satu destinasi wisata alam dan sejarah. Gelombang dan gulungan ombak dapat membuat kita lama-lama bermanja dengan panorama.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *